Bersinergi dengan Pokmas ‘Wani Gosong’, GMNI Lumajang Urai Permasalahan Pertanian

LUMAJANG, fajarnasional.com – Masalah kelangkaan Pupuk saat ini menjadi hal yang serius bagi para di wilayah Kabupaten Lumajang. Akibat langka dan mahal, berimbas pada turunya produktifitas pengolahan sawah oleh petani, jika hal tersebut tidak disegera teratasi dikhawatirkan secara perlahan lahan pertanian akan berubah fungsi menjadi lahan perumahan atau sejenisnya.

Hal itu disampaikan Kelompok Masyarakat (Pokmas) Wani Gosong Lumajang, Basuki Selasa (22/11/2022) tadi. Menurutnya banyak petani dilumajang yang sulit mendapatkan akses pupuk. Selain itu kalaupun ada adalah jenis pupuk kimia yang dinilai kurang bagus dalam jangka Panjang, sebab akan mengurangi kesuburan tanah.

“Permasalahan yang komplek tersebut memang harus harus ada sinergi antar Pokmas, gapoktan dan juga dinas Terkait maupun penyuluh lapangan untuk mengatasi masalah yang selama ini sangat-sangat dirasakan para petani. Harus ada mencari solusi agar tidak ketergantungan dengan Pupuk pabrikan sekaligus harus adanya demplot-depmlot di setiap kecamatan atau dusun sekaligus untuk percontohan sekaligus edukasi ke petani dalam hal pertanian sehat,” ungkap Basuki

Dilanjutkan Basuki pihaknya juga menjalin bekerjasama dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Lumajang untuk mengedukasi masyarakat dalam pemanfaatan lahan guna membuat sawah lebih produktif.

“Misalkan dengan program organik, yakni mengolah limbah peternakan menjadi pupuk organik . Kepemilikan ternak milik petani bisa dijadikan sumber bahan pembuatan pupuk melalui pengolahan kotorannya, tinggal melakukan pendampingan dan edukasi,” ungkap Basuki.

Sementara itu, Izzy ketua DPC GMNI Lumajang menyampaikan jika gerakan bersama pokmas Wani Gosong bersepakat untuk mendukung program pemerintah daerah dalam menjawab keluhan masyarakat terkait kelangkaan pupuk, pengolahan tanah hingga bisa menjadi lebih produktif dan mendukung kesejahteraan Petani.

“Kita bersama kawan-kawan dari Pokmas Wani Gosong akan terus bergerak melakukan Inovasi di bidang pertanian. Edukasi sudah mulai kita lakukan di beberapa tempat, misalkan pada kelompok petani Tembakau di Sari kemuning, petani kopi di Jugosari, petani duren Senduro. Selanjutkan kita akan memantik semangat petani lain di di jatiroto, kunir, tekung, pasirian, senduro, padang, dan rowokangkung yg ingin bersama sama belajar,” tukasnya.

Pembina Pokmas Wani Gosong, Ali Sujarwo mengapresiasi Kerjasama GMNI dan Pokmas Wani Gosong yang dinilai memiliki peran dalam mendampingi petani dalam pengelolaan lahan. Menurutnya hal tersebut harusnya mendapat dukungan dan bisa sejalan dengan dinas terkait.

“Kita berharap dinas pertanian melalui petugas penyuluh lapangan lebih berperan aktif untuk membina dan mendampingi para petani, sehingga lebih berinovasi menggunakan pupuk alternatif dari alam sekitarnya,”

“Kta tentu sangat mendukung program pemerintah Lumajang ditahun 2023, dimana Lumajang menuju bumi organik. Sehingga diperlukan aktualisasi dan tindakan nyata dari dinas terkait sehingga tidak sekedar formalitas saja,” tukasnya. (Red)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *