Kisah Dakwah Ponpes Khomsani Nur di Wilayah Tengger

PROBOLINGGO, fajarnasional.com – Jangan membangunkan orang yang tidur, tapi bangunkanlah orang yang mati. Itu adalah pesan Pengasuh PonPes Khomsani Nur, waktu pertama kali Ustadz Muntaha berangkat dakwah ke daerah Tengger Probolinggo.
Tepatnya pada januari 2012, pada Dusun Patrang, Desa Pakel, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Pesan tersebut mengandung makna, bahwa dalam berdakwah, jangan hanya mengajak, tapi juga harus bisa memberikan teladan. Bagi orang yang hatinya mati(belum iman), harus banyak mendoakannya, supaya cepat mendapatkan hidayah berupa Islam.

Karena seseorang itu penyebutannya kafir bila sudah meninggal, selama masih hidup, masih ada kesempatan untuk masuk islam.
Inilah tugas dari Ustadz Taha, sapaan akrabnya selama dakwah di daerah tengger, yaitu mendoakan seluruh umat tengger agar mendapatkan hidayah islam.

Baca Juga : PonPes Khomsani Nur Berdakwah Layaknya Zaman Nabi, Begini Kisahnya!

Baca Juga : Percayakan Perjalanan Anda Pada AA’ Trans, Jasa Travel Berpengalaman dan Profesional

Pada mulanya ia menempati rumah H Warsai, mantan Kepala desa setempat, selama 5 tahun. Hingga Pada tahun 2017 Ustadz Taha memperoleh hibah dari beliau, untuk pembangunan rumah. Alhamdulillah Berkat partisipasi warga dan bantuan dari Pemerintah Probolinggo berupa material, pembangunan rumah tersebut bisa selesai pada tahun 2018.

Perjalanan Hingga Terbangunnya Mushola Al Hikmah

Dalam kesehariannya, Ustadz Taha mencari nafkah dengan membuka usaha warung kopi dan makanan bersama dengan istrinya. Adapun tantangan bagi Ustadz Taha selama berdakwah disana, ialah kurangnya antusias masyarakat dalam hal pendidikan agama.

Musholah Al Hikmah
Musholah Al Hikmah

Akan tetapi dengan tekad yang kuat, ia menjadikan Mushola Al Hikmah sebagai pusat kegiatan dakwahnya. Dengan Kegiatan rutinnya yaitu sholat berjamaah, dan mengaji setiap hari.

Seiring waktu, saat ini ada 20 anak yang mengaji setiap ba’da maghrib, yang mana kegiatan pembelajarannya meliputi Alquran dan Kitab Fiqh. Sedangkan kegiatan bapak bapak adalah Pengajian Yasin Tahlil keliling kampung, setiap malam jumat.

Baca Juga : Melihat Lebih Dekat Aktifitas Ustadz PonPes Khomsani Nur di Desa Sombo

Baca Juga : Masjid Al Mansuriyah Tengger, Begini Kondisinya!

Alhamdulillah, anggotanya sudah mencapai 60 orang. Adapun bagi Ibu Ibu, yang memimpin Pengajian Yasin Tahlil keliling adalah Istrinya. Acara ini rutin pada setiap hari senin bada Ashar, dengan anggota sebanyak 70 orang.

Sisi positifnya pada masyarakat tengger adalah adanya kerukunan antar umat beragama. Para pemuka agama islam dan hindu beserta umatnya, saling menghormati kegiatan beribadah masing masing. Ketika perayaan hari raya karo, umat islam dan hindu hadir bersama, serta berdoa secara bergantian untuk keselematan desa. (Ayoeb/NDY)

Bagikan

One thought on “Kisah Dakwah Ponpes Khomsani Nur di Wilayah Tengger

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.