Proyeksi Pembangunan Bupati Jember Disinyalir Pro Terhadap Tambang

JEMBER, fajarnasional.com – Menelisik kebijakan Bupati Jember terkait polemik yang terjadi di Paseban dan sekitarnya, dapat dikatakan mendukung keberadaan tambang tersebut. Karena dapat kita lihat dalam rencana pembangunan yang mereka tawarkan ketika akan menjabat bupati pada saat itu.

Mereka melihat potensi pembangunan yang ada di Jember, salah satunya adalah tambang pasir besi yang terdapat di daerah pesisir selatan Jember.

Kabar tersebut malah akan mengundang masuknya investor baru lokal maupaun asing untuk mengelolah lahan tersebut. Sebelumnya, telah terdapat perusahaan yang mengelolah lahan pasir besi tersebut yakni PT. Agtika Dwi Sejahtera namun mendapat penolakan oleh rakyat Laseban.

Kebijakan tersebut melonggarkan para investor masuk karena telah mendapat restu oleh Bupati. Meskipun Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) sekarang tidak berwenang mengatur izin AMDAL. Pasalnya, UU terbaru tidak mengatur perizinan melalui pihak kabupaten terlebih dahulu tetapi melalui pihak Pemerintahan Provinsi (Pemprov).

Baca Juga : Gejolak Tambang di Paseban, GMNI Jember Minta Masyarakat Tenang dan Tetap Solid
Baca Juga : Pembukaan ‘Cemoro Sewu’, Ketua PDIP Lumajang : Kita Akan Dampingi

Namun Bukan tidak mungkin kongkalikong itu terjadi antara perusahaan tambang dengan Pemprov. Bukannya berprasangka buruk terhadap Pemprov, namun hal tersebut harus diantisipasi dari awal agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Akankah, ada perusahaan tambang lagi yang akan masuk ke lahan tersebut?

Kurangnya perhatian dari masyarakat luar terkait dampak yang dirasakan oleh rakyat paseban tentang rusaknya lingkungan adalah hal yang sangat riskan sekali. Berbicara menganai keadilan bukan hanya masalah perut dan perut, tapi berbicara juga mengenai permasalahan lingkungan.

Ketika lingkungan telah rusak dan tidak bisa tertanami tanaman kembali masyarakat setempat lah yang akan terlebih dahulu terkena dampaknya. Karena pada dasarnya 80% rakyat paseban menggantungkan hidupnya di sektor pertanian.

Sudah kah kita bersikap adil terhadap lingkungan?

Entah bagaimana jika lingkungan tidak berfungsi kembali. Pasti anak cucu kita yang akan menerima imbas dari rusaknya lingkungan tersebut. Sudah saatnya merapatkan barisan untuk peduli terhadap lingkungan yang setiap saat mendapati tekanan dari dalam maupun luar.

Baca Juga : Warga Desa Paseban di Jember Menolak Rencana Tambang Pasir Besi PT Agtika Dwi Sejahtera

Dengan melihat peristiwa bencana alam yang pada awal tahun ini salah satunya yaitu banjir, faktor terjadinya banjir bukan hanya karena faktor alam belaka. Keberadaan tambang yang berada di daerah ketinggian merupakan faktor penyebab eksploitasi sumber daya alam dengan menebang pohon secara legal maupun ilegal.

Pasalnya, tidak adanya penyerap air alami yang dihasilkan oleh curah hujan. Lantas air begitu saja turun ke permukaan dataran paling rendah, alhasil terjadilah peristiwa banjir.

Tunggu apa lagi untuk menjaga lingkungan kita, Kalau bukan kita mau siapa lagi? Lebih baik bergerak mengantisipasi daripada tidak bergerak dan membiarkan lingkungan kita terancam. (Rff/Ndy)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.