Pemuda dan Krisis Ruang Dalam Lapangan Politik

MATARAM, fajarnasional.com – Mengulas peranan pemuda pada kontestasi politik pada tahun 2020 adalah pembahasan yang sangat menarik. Pasalnya keterlibatan langsung dari pemuda dalam kontek mengawal ide-ide yang menjadi narasi politik semakin minim. Bahkan keterlibatan pemuda dalam membangun daerah tidak terakomodir dalam mewarnai visi dan misi setiap calon kepala daerah.

Hal itu yang seolah menandakan belum tuntasnya sistem demokrasi di Indonesia. Padahal, pada prinsipnya memberikan ruang yang terbuka kepada setiap elemen masyarakat dalam narasi pembangunan negara secara nasional sampai daerah.

Seharusnya, kita mencurigai minimnya keterlibatan pemuda dalam mewarnai narasi lapangan politik. Mengingat masih mengakarnya feodalisme yang ada sehingga demokrasi menjadi kehilangan esensinya.

Mengasumsikan pada persepsi yang berbeda bahwa ada tradisi baru dalam berpolitik yaitu dengan uang yang menjadi variabel penentu. Alhasil, pemodal menguasai lapangan politik dengan teori ekonomi yaitu “bagaimana pengusaha mengeluarkan modal yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya”.

Baca Juga : DPC GPM Loteng Kritisi Lemahnya Kinerja Bawaslu dalam Pilkada Loteng 2020
Baca Juga : Pilkada Labuhanbatu 2020, Hamdani : Tolak Money Politic dan Pidanakan

Maka ketika hukum ekonomi tersebut berlaku, maka hancurlah tatanan politik yang dicita-citakan oleh para founding father dan cita-cita luhur proklamasi 17 Agustus 1945.

Selanjutnya, terdapat jurang pemisah kelas sosial dalam menentukan keberhakan atas penyelenggaraan negara. Sehingga clan aristrokrat sajalah yang memiliki hak penuh dalam sistem politik. Hal tersebut kemudian yang mengkhianati nilai-nilai demokrasi kebangsaan.

Pesimis atau Realistis

Catatan singkat ini bukan sebuah ungkapan pesimistis dari penulis, namun merupakan sebuah realitas yang tidak bisa terelak dan terbantahkan. Sehingga cerita ini merupakan realitas politik yang memilukan untuk bangsa dan negara tercinta.

Namun sebuah keyakinan akan tetap ada pada setiap generasi bahwa yang langgeng itu adalah kekuasaan rakyat yang di atasnya ada kekuasaan tuhan.

Lembar sejarah telah mencatat peran aktif dan keterlibatan pemuda dalam menyongsong negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Walaupun jauh dari keadilan yang merupakan kenyataan pahit harus mewarisi pada setiap generasi bangsa.

Baca Juga : Pilkada 2020 : Jadikan Sebagai Pertarungan Gagasan Pulihkan Ekonomi Rakyat
Baca Juga : Dialegtika Politik Pilkada Serentak 2020 Kabupaten Bima

Mungkin untuk merubah tatanan dan sistem politik negara, kita harus belajar dari Revolusi Meyji di Jepang. Yang mana terlaksana secara radikal dalam membangun suatu tatanan negara bangsa yang baru.

Akhirnya penulis berniat menyampaikan bahwa ini adalah sebuah pendapat yang seharusnya diketengahkan oleh setiap pemuda dan anak bangsa Indonesia. Hal ini terntu sebagai wujud patriotisme sejati dalam membangun negara yang kompetitif dan sejajar dengan negara-negara besar di dunia.

Pemuda dengan idealisme tinggi jangan latah dan kendor dalam mengarungi lautan perjuangan nasional yang begitu luas dan tanpa ujung ini.

Penulis : Gde Anshory (Ketua DPC GPM Kab. Lombok Tengah)
Editor : Redaksi

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.