Korda BEM Nusantara Jawa Timur Tolak Impor Garam

SURABAYA, fajarnasional.com – Rencana pemerintah terkait impor garam sekitar 3,07 juta ton menjadi ancaman bagi para petani garam lokal. Impor tersebut menjadikan harga garam di pasaran turun drastis hingga Rp.100-300/Kg.

Rencana tersebut menuai kecaman dari para pelayan ataupun petani garam yang dinilai sangat merugikan masyarakat.

Baihaqi, salah satu petani garam shock dengan rencana tersebut. Pihaknya mengaku menggantungkan hidupnya kepada harga jual garam nasional.

Baca Juga : Kritik Atas Wacana Kebijakan Impor Beras

“Saya memohon agar pemerintah pusat hingga daerah segera mengambil kebijakan strategis guna menyelesaikan persoalan ini sesegera mungkin. Kami petani, kami tak ingin mati oleh harga garam yang tidak ber-keprimanusiaan ini,” ungkap Baihaqi.

Melimpahnya produksi garam oleh petani lokal sudah sangat memenuhi kebutuhan hingga tahun 2023. Sesuai RPJMN, kebutuhan nasional terkait garam mencapai angka sekitar 4 juta ton, lalu untuk hasil produksi garam lokal mencapai 3 juta ton.

Impor yang dilakukan pemerintah sekitar 3 juta ton. Produksi garam lokal pun akan mubazir sebesar 2 juta ton.

A. Faruuq, Koordinator Daerah (Korda) BEM Nusantara Jawa Timur, menegaskan, bahwa pihaknya menolak impor garam. Menurutnya, terdapat kontradiksi pada rencana impor tersebut dengan janji swasembada pangan oleh pemerintah.

Baca Juga : Setelah Vaksin, Kini Obat Corona Hadir di Indonesia

“Kami tolak impor garam dan ingatkan, diawal pemerintah mengatakan siap mewujudkan swasembada pangan, sekarang kok impor. Apa pemerintah mau mematikan petani garam?” ungkapnya.

Faruuq, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa petani garam di Indonesia sangat melimpah. Bahkan, pihaknya mengatakan, masih ada yang belum terserap ada 1,2 ton dan stok garam Jawa timur 600.000 ton.

“Kami minta kebijaksanaan pemerintah dalam membuat kebijakan dan kembali pada misi swasembada pangan. Jika pada titik kualitas yang menjadi persoalan seharusnya pemerintah melakukan strategi pembinaan dan mentoring pada petani garam untuk meningkatkan kualitas produksi garam bukan impor,” tambahnya. (Red/Ndy)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.